Cara Menyembuhkan Hernia di Rumah – Metode 4 : Memahami Kondisi Anda
Pernah mendengar penyakit bernama hernia? Sejatinya, gangguan kesehatan tersebut terjadi jika ada organ internal Anda yang keluar dari jaringannya. Umumnya, hernia terjadi di area abdomen, tetapi juga lazim muncul di area paha atas, pusar, dan selangkangan. Oleh karena hernia sulit sembuh dengan sendirinya, kemungkinan besar metode pengobatan medis perlu dilakukan untuk mengatasinya. Namun, Anda juga bisa mempercepat proses pemulihannya dengan mengubah gaya hidup, memperbaiki rutinitas berolahraga, dan memodifikasi aktivitas sehari-hari. Temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat jika terjadi gejala komplikasi, ya!
1. Kenali gejala hernia inguinalis.
Ini merupakan jenis hernia yang paling lazim terjadi. Baik pada pria dan wanita, hernia inguinalis akan ditemukan di area selangkangan. Pada pria, hernia terjadi ketika korda spermatika yang menahan testis melewati abdomen dan memasuki skrotum. Pada wanita, tonjolan umumnya muncul di dalam kanal inguinalis yang membantu menahan posisi rahim. Beberapa gejala hernia inguinalis adalah:
- Tonjolan di salah satu sisi tulang kemaluan, umumnya akan terasa ketika Anda berdiri.
- Rasa nyeri, tercubit, atau tidak nyaman pada tonjolan yang terletak di area abdomen bawah, umumnya akan terasa ketika Anda sedang membungkuk, berbatuk, atau mengangkat barang berat.
- Hernia inguinalis lebih sering dialami oleh pria yang kanal inguinalisnya tidak tertutup dengan benar. Alhasil, akan ada area yang lebih lemah dan lebih rentan terserang hernia. Umumnya, testis pria akan turun melewati kanal inguinalis sesaat setelah lahir, dan kanal tersebut pun akan nyaris tertutup setelahnya. Hernia inguinalis terjadi jika sebagian usus keluar melalui kanal inguinalis tersebut.
2. Kenali gejala hernia hiatus.
Gangguan tersebut terjadi jika sebagian isi perut menonjol ke rongga dada melalui diafragma, dan umumnya menimpa orang-orang yang berusia di atas 50 tahun. Hernia hiatus memicu terjadinya asam lambung. Alhasil, Anda pun mungkin akan merasakan sensasi terbakar akibat isi perut yang kembali naik ke esofagus. Beberapa gejala hernia hiatus adalah:
- GERD atau gangguan asam lambung. Kondisi tersebut membuat penderitanya merasakan sensasi terbakar akibat asam lambung yang naik ke esofagus, terutama karena adanya sebagian isi perut yang menonjol ke rongga dada melalui diafragma.
- Nyeri dada. Makanan yang mengalir kembali ke dalam perut dan peningkatan asam lambung akan memunculkan sensasi terbakar di dada.
- Kesulitan menelan. Tonjolan di perut sejatinya akan membuat makanan kembali mengalir ke dalam perut. Alhasil, Anda mungkin akan merasakan sensasi seakan-akan makanan sulit turun ke esofagus.
- Kondisi tersebut juga bisa dipicu oleh cacat bawaan lahir.
3.Kenali gejala hernia insisional.
Kondisi tersebut terjadi jika sebagian usus keluar dari bekas sayatan operasi atau otot perut yang melemah setelah operasi.
- Satu-satunya gejala adalah adanya tonjolan atau pembengkakan di area bekas operasi. Tonjolan atau pembengkakan tersebut merupakan usus yang keluar dari bekas sayatan atau otot perut yang melemah.
4. Pahami gejala hernia umbilikalis.
Faktanya, kondisi tersebut terjadi ketika bagian usus bayi yang berusia di bawah enam bulan keluar dari dinding abdomen yang terbuka di dekat pusarnya.
- Bayi mungkin mengalami hernia umbilikalis jika terus-menerus menangis atau memiliki tonjolan yang terlihat membengkak di sekitar pusarnya.
- Gagalnya dinding abdomen untuk menutup dengan sempurna memicu terbentuknya area yang lemah dan meningkatkan kemungkinan terjadinya hernia umbilikalis. Umumnya, kondisi tersebut akan sembuh dengan sendirinya jika bayi mencapai usia satu tahun. Jika tidak, sebaiknya dilakukan prosedur operatif untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Pahami penyebab hernia.
Sejatinya, hernia dapat berkembang secara bertahap atau mendadak. Umumnya, penyebabnya adalah otot yang melemah dan tekanan berlebih pada tubuh.
Beberapa penyebab melemahnya otot meliputi:
- Usia
- Batuk kronis
- Cedera akibat kecelakaan atau operasi
- Kegagalan dinding abdomen untuk menutup sempurna ketika masih berada di dalam rahim (kelainan bawaan)
Beberapa faktor yang dapat memberikan tekanan berlebih di tubuh Anda dan mungkin akan memicu terjadinya hernia:
- Asites (penumpukan cairan di rongga perut)
- Mengalami konstipasi
- Kehamilan
- Mengangkat beban yang terlalu berat
- Batuk atau bersin yang persisten
- Peningkatkan berat badan yang tiba-tiba
6. Pahami faktor risiko hernia.
Beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami hernia adalah:
- Konstipasi kronis
- Batuk kronis
- Kista fibrosis yang dapat merusak fungsi paru-paru dan menyebabkan terjadinya batuk kronis
- Obesitas atau memiliki berat badan berlebih
- Kehamilan
- Memiliki riwayat hernia di dalam keluarga
- Merokok
Kiat: Beberapa faktor risiko yang tercantum dalam artikel ini berada di dalam kontrol Anda. Oleh karena hernia bisa kembali terjadi, sebaiknya kelola faktor risiko yang mungkin dikontrol untuk mengurangi risiko tersebut
7. Pahami potensi komplikasi hernia.
Meski umumnya tidak berdampak serius, hernia dapat membesar dan menimbulkan rasa nyeri yang sangat intens jika tidak segera diobati! Oleh karena itu, sebaiknya pastikan Anda berkonsultasi kepada dokter setelah menemukan gejala hernia, terutama untuk menghindari dua risiko komplikasi berikut:
- Obstruksi usus. Gangguan tersebut membuat sebagian usus terperangkap di dinding abdomen. Alhasil, penderitanya pun akan mengalami rasa nyeri, konstipasi, dan mual.
- Hernia terjepit. Gangguan tersebut terjadi jika usus tidak menerima asupan darah yang cukup. Alhasil, jaringan usus pun dapat terinfeksi dan fungsi normalnya akan rusak. Ingat, kondisi tersebut tergolong darurat dan mungkin akan mengancam nyawa pasien!
sumber: _https://id.wikihow.com/Menyembuhkan-Hernia-di-Rumah